Mylife,myStory part IV

By | December 21, 2020

Sabar, cuman itu yang bisa gue lakuin. Selain gue sekarang penggangguran, cedera bahu kiri gue juga masih membatasin kegiatan gue.Gue ga bisa balapan sama Valetino Rossy lagi T_T. Gue berusaha banget positive thingking sama orang-orang disekitar gue yang seakan ninggalin gue, yah mungkin mereka sibuk sama urusan masing-masing sedangkan gue ga punya urusan (wkwkkwkwkk…..). But its okay. Jadi dari pada bengong trus kesambet kuntil anak lewat, gue milih nulis. Walaupun cedera bahu kiri kadang-kadang mengganggu gue, but never mind. Gue bakalan tetap nulis walaupun harus menggunakan satu tangan saja. Karena menulislah teman gue disaat-saat kelam gue selain sepi tentunya. Hidup memang seperti kotak pandora, penuh dengan kejutan tak terduga.

Sebenarnya banyak ajaran bijak yang gue baca dan gue dengar selama ini. Namun kata-kata bijak itu indah untuk didengar namun sulit untuk dilakukan. Gue inget banget kata-kata Pa Mario Teguh waktu gue nonton acaranya. Begini kurang lebih kata-katanya ” kalau ada yang melempar kita pake batubata, kita jangan marah…tersenyumlah….ambil batubata itu dan simpan untuk membangun sebuah rumah”. Mending kalau dilemparnya kena badan, kalau kena kepala khan bisa benjol bahkan bocor tuch kepala. Terus kita harus seperti orang mabuk bilang “terimakasih….” karena kepala pusing tujuh keliling bersama tujuh bintang yang lagi dance di atas kepala. Gue ngerti maksud Pa Mario Teguh, mungkin dia menyuruh kita bersabar atas segala tindakan buruk orang kepada kita dan membuktikannya dengan prestasi dan kesuksesan kita. Tapi tetap aja susah….apa lagi buat gue yang kehilangan control emosi gue. Bukan tanpa alasan kenapa gue susah banget ngendaliin emosi dan air mata gue saat ini. Mengalah dan diam itu yang sering gue lakuin dulu ketika gue ga diperlakuin tidak adil. Dan ga ada yang gue dapat selain air mata dan nyeri di dada. Dan gue bosan bersikap seperti itu, gue berjanji pada diri gue, gue g bakalan mau lagi diperlakukan seperti itu. Gue akan berontak dan melawan. Tapi gue sadar hal itu juga bukan hal baik, makanya gue mau memperbaiki sifat gue itu walaupun gue tau perlu waktu lama. Karena luka yang tergores dijiwa sering kali terbuka bahkan menganga dan seringkali tertabur garam hingga makin perih dan makin sulit untuk disembuhkan.

Well, bahu gue dah menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan gue pun ga mau egois memaksa jari-jari gue menari-nari di atas keyboard tanpa henti. It’s time for my fingers to take a rest. bye bye :*

Uncategorized

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.